Friday, 7 August 2020

Mush'ab bin Umair, bangsawan yang lebih memilih Islam dibanding harta dan kedudukan


Kisah Sahabat / Kisah Islami

Mush'ab bin Umair adalah seorang remaja yang sangat terkenal di kalangan kaum Quraisy karena kegantengan dan kekayaannya, serta pribadinya yang baik sehingga wajarlah dia selalu menjadi buah bibir para gadis dan menjadi seorang bintang dimanapun dia berada. Ia lahir dan dibesarkan dalam kesenangan, dimanjakan dan hidup berkecukupan.
Pada suatu hari sampailah berita ke telinga Mush'ab bin Umair, bahwa seorang yag bergelar Al-Amin menyatakan dirinya sebagai seorang Rasul. Dan dia mendengar bahwa Rasul dan para pengikutnya berkumpul di bukit Shafa, di rumah Arqam bin Abil Arqam. Keraguan akan sosok seorang rasul tersebut terlintas dihatinya, namun tidak berselang lama pergilah dia ke rumah Arqam. Baru saja Mush'ab duduk, untaian ayat-ayat Al Qur'an bergema dari bibir Rasulullah dan iman menghampiri remaja gagah tersebut. Mush'ab begitu terpesona mendengar kalam Allah, hatinya bergetar dan serasa terbang dan menyatakan diri untuk masuk Islam. 
Tidak ada yang ditakuti dan yang dikhawatirkan Mush'ab setelah masuk Islam, kecuali ibunya yang bernama Khunas binti Malik yang memiliki kepribadian kuat dan pendiriannya yang tidak dapat ditawar. Ia adalah sosok wanita yang disegani bahkan ditakuti di kalangan Quraisy. Oleh karena itu Mush'ab memutuskan untuk merahasiakan ke Islamannya. Sampai pada suatu hari, Utsman bin Thalhah yang melihat Mush'ab ke rumah Arqam dan melihatnya shalat seperti Muhammad, maka dilaporkannya lah Mush'ab kepada ibunya. Kemudian Mush'ab dihukum dengan cara dikurung sampai pada saat dia mengetahui kaum muslimin ingin berhijrah ke Habsyi dia berhasil melarikan diri dari kurungan yang dijaga ketat oleh penjaga suruhan ibunya dan berlindung di Haabsyi.
Setelah ibu Mush'ab merasa putus asa untuk mengembalikan agaba Mush'ab, ia menghentikan segala pemberiannya kepada anaknya. Akhir pertemuan Mush'ab dan ibunya ketika Mush'ab kembali ingin dikurung setelah pulang dari Habsyi, Mush'ab tetap tidak goyah. Mengetahui kebulatan tekad Mush'ab, tak ada jalan lain baginya kecuali melepas Mush'ab dan Mush'ab menangis mengucapkan perpisahan kepadda ibunya sambil menegaskan hanya Allah Tuhan yang patut disembah.

Demikian Mush'ab bin Umair meninggalkan kemewahan dan kesenangan yang dialaminya dan memilih hidup miskin dan sengsara demi aqidah Islam yang dia yakini. Pemuda ganteng itu telah menjadi seorang yang melarat dengan pakaiannya yang kasar dan usang, sehari makan dan beberapa hari merasakan lapar. 

Masya Allah, mudah-mudahan kita seperti Mush'ab bin Umair yang dapat merasakan lezatnya iman. Kehidupan yang mewah dia tinggalkan dan menjalani kehidupan dengan berbagai macam ujian dan musibah, namun karena iman yang kokoh seakan ujian dan musibah bagi Mush'ab bin Umair merupakan suatu kelezatan.


1 comment:

Yaudah said...

ayo daftarkan diri anda di AJOQQ :D
menangkan jackpot dengan sebanyak-banyaknya :D
WA;+855969190856