Makalah Metodologi Penelitian (data, sumber data, unit analisis dan teknik pengumpulan data)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Data merupakan sesuatu yang sangat
penting dalam proses penelitian. Dengan adanya data proses penelitian akan
berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang
sudah ditetapkan. Data yang kita cari harus sesuai dengan tujuan penelitian.
Salah satu pertimbangan
dalam memilih masalah penelitian adalah ketersediaan sumber data. Dengan adanya sumber data kita akan mudah
untuk memperoleh data yang kita cari sesuai dengan perumusan masalah yang telah
kita tetapkan. Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
data dan apa saja jenis-jenis data?
2.
Apa yang dimaksud dengan
sumber data dan apa saja jeniss-jenis sumber data?
3.
Apa yang dimaksud dengan
unit analisis?
4.
Apa saja teknik pengumpulan
data?
BAB II
PEMBAHASAN
DATA, SUMBER DATA, UNIT ANALISIS, TEKNIK PENGUMPULAN DATA
A.
Data
Data
adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari
sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa
data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun
suatu informasi.[1]
Data
juga diartikan sebagai segala keterangan mengenai variabel yang diteliti. Data
pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.
Data kualitatif, dinyatakan
dalam bentuk kata atau kalimat. Misalnya dalam bentuk tingkatan, pandai,
sedang, bodoh.
2.
Data kuantitatif,
dinyatakan dalam bentuk angka.[2]
Sesuai dengan jenis variabel, data
mempunyai jenis sebanyak variabelnya, yaitu:
1.
Data dari variabel diskrit
disebut data diskrit, berupa frekuensi.
2.
Data dari variabel kontinum
disebut data kontinum, berupa tingkatan, jarak atau ukuran.[3]
Berdasarkan skala, data terbagi menjadi:
1.
Data skala nominal, ditetapkan
berdasarkan proses penggolongan penempatan objek ke dalam kategori-kategori
yang mencakup perbedaan kualitatif bukan berdasarkan kuantitatif. Angka yang
digunakan pada tingkat nominal ini hanya dipergunakan untuk mengidentifikasikan
bagaimana kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya. Angka ini
hanyalah sekedar label. Sebagai contoh angka satu yang diberikan kepada jenis
kelamin laki-laki dan angka dua kepada jenis kelamin perempuan tidak
menunjukkan bahwa kepandaian perempuan dua kali dari laki-laki.[4]
2.
Data skala ordinal, data
yang disusun berdasarkan jenjang dalam atribut tertentu, tanpa menunjukkan
jarak antara posisi tersebut. Angka yang ditetapkan dalam data skala ordinal
hanya menunjukkan urutan posisi, tidak lebih dari itu. Baik perbedaan ataupun
perbandingan antara angka-angka tersebut juga tidak ada artinya.[5]
3.
Data skala interval, data
yang memberi jarak interval yang sama dari suatu titik asal yang tidak tetap.
Data ini tidak semata-mata mengurutkan orang atau objek berdasarkan suatu
atribut, tetapi juga memberikan informasi tentang interval antara satu orang
atau objek dengan orang atau objek lainnya.[6] Data
skala interval merupakan nilai kuantitatif yang banyak dipergunakan, karena ia
memiliki jarak yang sama antar dua nilai terdekat. Di samping itu, sebagian
besar teknik perhitungan statistik dikembangkan dengan menggunakan data ini.[7]
4.
Data skala ratio, data ini
mempunyai jarak dalam bentuk satuan yang sama, sehingga gejala-gejala dimaksud
dapat dinyatakan dan dibandingkan secara pasti. Misalnya, seseorang dapat
memberi arti bahwa berat barang 4 kg adalah dua kali lipat lebih berat dari
barang yang beratnya 2 kg.[8]
B.
Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana
data dapat diperoleh. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, Suharsimi
Arikunto mengklasifikasikaannya menjadi 3 p dari bahasa inggris, yaitu:
P=
person, sumber data berupa orang.
P=
place, sumber data berupa tempat
P=
paper, sumber data berupa simbol
Keterangan singkat untuk ketiganya
adalah:
Person,
yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui
wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.
Place,
yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak.
Diam, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain.
Bergerak, misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak
tari, sajian sinetron, kegiatan belajar mengajar dan lain-lain.
Paper,
yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau
simbol-simbol lain.[9]
Sumber
data terbagi menjadi 2, yaitu:
1.
Data primer, yaitu data
yang diperoleh dari sumber pertamanya.
2.
Data sekunder, biasanya
telah tersusun dalam bentuk dokumen. Misalnya keadaan suatu daerah, dan
lain-lain.[10]
C.
Unit Analisis
Unit analisis
dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek
penelitian. Untuk membedakan antara objek penelitian, subjek peneliitian dan
sumber data, perhatikan contoh berikut ini:
Seorang peneliti
ingin mengetahui metode mengajar yang digunakan oleh guru-guru di SMA.
Berdasarkan contoh penelitian tersebut, maka yang dimaksud dengan objek
penelitian adalah metode mengajar, yang dimaksud dengan subjek penelitian
adalah guru, dan sebagai sumber data peneliti adalah guru.
Contoh
berikutnya, seorang peneliti akan menyelidiki harga satuan produksi kaos
singlet. Untuk penelitian ini, objek penelitiannya adalah harga satuan produksi
kaos singlet, subjek penelitiannya adalah kaos singlet, sumber data
penelitiannya adalah direktur pabrik kaos singlet.
Andaikata
peneliti ingin mengetahui kesejahteraan buruh pabrik, maka yang menjadi objek
atau variabel adalah kesejahteraan buruh pabrik, sebagai subjek penelitian
adalah buruh pabrik, sebagai sumber data adalah buruh pabrik itu sendiri atau
direktur pabrik.
Dari ketiga
contoh di atas, dapat diketahui bahwa yang dapat diklasifikasikan sebagai
subjek penelitian dapat berupa benda atau manusia. Dalam penelitian lain,
mungkin subjek penelitian tersebut
berupa sekolah, desa, bahkan mungkin negara. Guru, kaos singlet, buruh pabrik,
skolah dan sebagainya dijadikan subjek yang dihitung sebagai satuan. Banyaknya
satuan menunjukkan banyaknya subjek penelitian. Inilah yang dimaksud dengan
unit analisis. Apabila penelitian mengambil guru sebagai unit analisis,
kemudian ada empat sekolah dasar yang masing-masing gurunya ada 6 orang, maka
peneliti tersebut sudah memiliki 24 subjek. Tetapi jika unit analisinya sekolah
berarti baru memiliki 4 subjek.[11]
D.
Teknik Pengumpulan
Data
1.
Wawancara (interview)
Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertayaan secara lisan untuk dijawab scara lisan pula. Ciri
utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari
informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee).
Interviewer harus mampu menciptakan hubungan yang baik
dengan interviewee agar dapat memperoleh informasi yang tepat. Keadaan ini akan
menciptakan suatu suasana di mana responden merasakan adanya kehangatan dan
simpatik, merasakan kebebasan untuk berbicara, bahkan terangsang untuk
berbicara.[12]
Untuk menciptakan kerjasama dan membina hubungan manusiawi
yang baik, dapat dilakukan dengan:
a.
Partisipasi, yaitu
penerimaan dan keikutsertaan interviewer dalam kegiatan interviewee, sehingga tanya
jawab berlangsung dalam suasana yang nyaman.
b.
Identifikasi, yaitu
perkenalan dan pendekatan diri interviewer.
c.
Persuasi, yaitu sikap sopan
dan ramah dalam bertanya.[13]
Ada 3 jenis wawancara, yaitu:
a.
Wawancara terstruktur atau
tertutup, dalam bentuk ini pertanyaan
yang diajukan diikuti sejumlah alternatif respon sehingga subjek tinggal memilih respon yang sesuai dengan
dirinya. Dengan kata lain, pertanyaan
yang diajukan tertutup, tidak memberikan kesempatan pada subjek untuk menjawab
sesuai yang dikehendaki dan dalam bahasanya sendiri.[14] Misalnya,
Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap
pelayanan kesehatan di Kabupaten ini? Apakah sangat bagus, bagus, tidak bagus
atau sangat tidak bagus.[15]
Kuntungan dari pendekatan ini adalah pertanyaannya telah dibakukan, karena itu
jawabannya mudah dikelompokkan dan dianalisis. Kelemahannya pendekatan ini
kaku, dapat menurunkan kemampuan interviewer mendalami persoalan yang
diselidiki.[16]
b.
Wawancara semi terstruktur,
bentuk ini merupakan perpaduan antara bentuk terstruktur dan bentuk tak
terstruktur. Pertama-tama pertanyaan yang diajukan interviewer kepada subjek
berbentuk terstruktur. Selanjutnya, berdasarkan respon yang diberikan subjek,
interviewer mengajukan pertanyaan terbuka untuk menggali informasi yang lebih
mendalam. Misalnya interviewer bertanya:
Apakah
anda setuju pendidikan agama dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal?
Berdasarkan
respon terhadap pertanyaan ini, peneliti mengajukan pertanyaan lebih lanjut
untuk menggali alasannya. Misalnya, apa yang menjadi dasar pertimbangan atas
persetujuan/ ketidaksetujuan anda?
Meskipun
pertanyaan lanjutan ini bersifat terbuka, respon yang diberikan oleh subjek
tidak terlepas dari pertanyaan atau mengarah secara spesifik terhadap
pertanyaan pertama. Pendekatan ini mempunyai kelebihan, dapat memberikan data
yang obyektif sekaligus pemahaman yang mendalam tentang pendapat atau alasan
terhadap respon yang diberikan subjek.[17]
c.
Wawancara tak terstruktur
atau terbuka, dalam bentuk ini,
pertanyaan yang diberikan tidak tersusun secara spesifik, tetapi dalam bentuk
yang umum dan respon yang diharapkan dari subjek juga terbuka, yakni sesuai
dengan kehendak dan dalam bahasa subyek sendiri. Biasanya bentuk ini digunakan
peneliti untuk menanyakan pendapat yang dimaksudkan untuk mengarahkan subjek
agar memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Misalnya,
menurut pendapat Anda, apa keuntungan dan kerugian dari adanya penetapan
sekolah unggulan di daerah-daerah?
Kelebihan
dari bentuk ini adalah kedalaman informasi yang dapat dipeoleh dari subjek
serta variasi yang relatif tak terbatasi dan mungkin tak terduga sebelumnya
oleh peneliti. Kelemahan dari bentuk ini dapat membuat subjek pada situasi di
mana ia sulit untuk menyampaikan informasi. Pendekatan ini memberi peluang respo atau jawaban subjek yang bervariasi,
penskorannya sulit dilakukan, karena memerlukan pengkategorian dan penafsiran
secara seksama.[18]
2.
Observasi
Observasi
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan
terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga
observer berada bersama objek yang diselidiki, disebut observasi langsung.
Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada
saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa
itu diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian foto.[19]
Observer harus
tahu pasti apa yang ingin dia cari. Dia harus mampu membuat perbedaan antara
situasi yang benar-benar bermakna dengan faktor-faktor yang hanya sedikit nilai
pentingnya bagi penelitian.[20]
Reabilitas dan validitas observasi akan bertambah bila observasi tersebut
dilakukan berulang-ulang.[21]
Dari segi proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.
Observasi Berperanserta
(Participant observation), dalam observassi ini, peneliti terlibat dengan
kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan
apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam,
dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
Misalnya, dalam suatu perusahaan peneliti dapat berperan sebagai karyawan, ia
dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat
kerjanya, bagaimana hubungan antar karyawan, hubungan karyawan dengan pimpinan,
keluhan dalam melaksanakan pekerjaan, dan lain-lain.
b.
Observasi Nonpartisipan,
dalam observasi ini peneliti tidak terlibat, hanya sebagai pengamat independen.
Misalnya dalam suatu Tempat Pemungutan Suara (TPS), peneliti dapat mengamati
bagaimana perilaku masyarakat dalam hal menggunakan hak pilihnya, dalam
interaksi panitia dan pemilih yang lain. Peneliti mencatat, menganalisis dan
selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku masyarakat dalam
pemilihan umum. Pengumpulan data dengan teknik ini tidak mendapatkan data yang
mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai di balik
perilaku yang tampak.[22]
Dari segi
instrumen yang digunakan, observasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.
Observasi terstruktur, observasi
yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan
dan di mana tempatnya. Observassi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah
tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati.
b.
Observasi tidak
terstruktur, observasi yang tidak disiapkan secara sistematis tentang apa yang
akan diobservasi. Peneliti tidak tahu secara pasti apa yang akan diamati.
Misalnya dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara, peneliti
belum tahu pati apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan
pengamatan bebas, mencatat apa yang menurut peneliti menarik, melakukan
analisis dan kemudian dibuat kesimpulan.[23]
3.
Teknik Dokumenter
Teknik dokumenter adalah teknik yang digunakan untuk
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.[24]
Teknik ini mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis,
seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil
atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Dalam penelitian kualitatif teknik ini merupakan alat pengumpul data yanng
utama, karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan scara logis dan rasional
melalui pendapat, teori atau hukum-hukum yang diterima, baik mendukung maupun yang menolong hipotesis
tersebut. Sedang dalam penelitian kuantitatif, teknik ini berfungsi untuk
menghimpun secara selektif bahan-bahan yang dipergunakan di dalam kerangka atau
landasan teori, penyusunan hipotesis scara tajam.[25]
4.
Angket (Kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.[26]
Angket terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:
a.
Kuesioner terstruktur,
disebut juga dengan kuesioner tertutup, berisi pertanyaan-pertanyaan yang
disertai sejumlah alternatif jawaban yang disediakan. Responden dalam menjawab
terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan.
b.
Kuesioner tak terstruktur,
disebut juga dengan kuesioner terbuka, jawaban responden terhadap setiap
pertanyaan kuesioner dapat diberikan secara bebas menurut pendapat sendiri.
c.
Kuesioner kombinasi
berstruktur dan tak terstruktur, pertanyaan dari kuesioner disatu pihak
diberikan alternatif jawaban yang harus dipilih, di lain pihak memberi kebebasan
kepada responden untuk menjawab secaara bebas lanjutan dari jawaban pertanyaan
sebelumnya.
d.
Kuesioner semi
terbuka, memberi kebebassan kemungkinan
menjawab selain dari alternatif jawaban yang sudah tersedia.[27]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Data adalah hasil
pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data pada dasarnya
dikelompokkan menjadi 2, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Sesuai
dengan jenis variabel, data mempunyai jenis sebanyak variabelnya, yaitu data
dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi dan data dari
variabel kontinum disebut data kontinum, berupa tingkatan, jarak atau ukuran.
Berdasarkan skala, data terbagi menjadi data nominal, ordinal, interval, ratio.
Sumber data
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data terbagi menjadi 2,
yaitu data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertamanya dan data
sekunder, biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen.
Unit analisis
dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek
penelitian.
Teknik
pengumpulan data:
1.
Observasi, diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian.
2.
Wawancara adalah alat
pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertayaan secara lisan
untuk dijawab scara lisan pula.
3.
Dokumenter, teknik ini
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk
juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain
yang berhubungan dengan masalah penelitian.
4.
Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Amirul Hadi, Haryono, Metodologi Penelitian
Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998)
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif
dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996)
Margono,
Metodologi Penelitian Pendidikan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2007)
Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan¸
(Surabaya: Usaha Nasional, 1982)
Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011)
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013)
Sumadi Suryabrata, Metodologi
Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014)
[1] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. Ke-15, h. 161
[2] Amirul Hadi, Haryono, Metodologi
Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke-1, h. 126
[3] Suharsimi Arikunto, Op.Cit,
h. 161
[4] Amirul Hadi, Op.Cit,
h. 127
[5] Loc.Cit, h. 127
[6] Ibid, h. 128
[7] Ibid, 129
[8] Loc.Cit, h 129
[9] Suharsimi Arikunto, Op.Cit,
h. 172
[10] Sumadi Suryabrata, Metodologi
Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014) Cet. Ke-25, h.39
[11] Ssuharsimi Arikunto, Op.Cit,
h. 187
[12] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2007), Cet. Ke-6, h. 165
[13] Ibid, h. 166
[14] Ibnu Hadjar, Dasar-dasar
Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996), Cet. Ke-1, h. 191
[15] Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. Ke-12, h. 195
[16] Margono, Op.Cit,
h. 167
[17] Ibnu Hadjar, Op.Cit,
h. 192
[18] Ibid, h. 193
[19] Amirul Hadi, Haryono, Op.Cit,
h. 129
[20] Sanafiah Faisal, Metodologi
Penelitian Pendidikan¸ (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), h. 206
[21] Ibid, h. 207
[22] Margono, Op.Cit, h.
204
[23] Ibid, h. 205
[24] Suharsimi Arikunto, Op.Cit,
h. 274
[25] Margono, Op.Cit,
h. 181
[26] Sugiyono, Op.Cit,
h. 199
[27] Margono, Op.Cit,
168
No comments:
Post a Comment