Wednesday 21 December 2016

Data, sumber data, unit analisis, teknik pengumpulan data


Makalah Metodologi Penelitian (data, sumber data, unit analisis dan teknik pengumpulan data)
 

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Data merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses penelitian. Dengan adanya data proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Data yang kita cari harus sesuai dengan tujuan penelitian.
Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah ketersediaan sumber data.  Dengan adanya sumber data kita akan mudah untuk memperoleh data yang kita cari sesuai dengan perumusan masalah yang telah kita tetapkan. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan data dan apa saja jenis-jenis data?
2.      Apa yang dimaksud dengan sumber data dan apa saja jeniss-jenis sumber data?
3.      Apa yang dimaksud dengan unit analisis?
4.      Apa saja teknik pengumpulan data?



BAB II
PEMBAHASAN
DATA, SUMBER DATA, UNIT ANALISIS, TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A.     Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi.[1]
Data juga diartikan sebagai segala keterangan mengenai variabel yang diteliti. Data pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.      Data kualitatif, dinyatakan dalam bentuk kata atau kalimat. Misalnya dalam bentuk tingkatan, pandai, sedang, bodoh.
2.      Data kuantitatif, dinyatakan dalam bentuk angka.[2]
Sesuai dengan jenis variabel, data mempunyai jenis sebanyak variabelnya, yaitu:
1.      Data dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi.
2.      Data dari variabel kontinum disebut data kontinum, berupa tingkatan, jarak atau ukuran.[3]
Berdasarkan skala, data terbagi menjadi:
1.      Data skala nominal, ditetapkan berdasarkan proses penggolongan penempatan objek ke dalam kategori-kategori yang mencakup perbedaan kualitatif bukan berdasarkan kuantitatif. Angka yang digunakan pada tingkat nominal ini hanya dipergunakan untuk mengidentifikasikan bagaimana kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya. Angka ini hanyalah sekedar label. Sebagai contoh angka satu yang diberikan kepada jenis kelamin laki-laki dan angka dua kepada jenis kelamin perempuan tidak menunjukkan bahwa kepandaian perempuan dua kali dari laki-laki.[4]
2.      Data skala ordinal, data yang disusun berdasarkan jenjang dalam atribut tertentu, tanpa menunjukkan jarak antara posisi tersebut. Angka yang ditetapkan dalam data skala ordinal hanya menunjukkan urutan posisi, tidak lebih dari itu. Baik perbedaan ataupun perbandingan antara angka-angka tersebut juga tidak ada artinya.[5]
3.      Data skala interval, data yang memberi jarak interval yang sama dari suatu titik asal yang tidak tetap. Data ini tidak semata-mata mengurutkan orang atau objek berdasarkan suatu atribut, tetapi juga memberikan informasi tentang interval antara satu orang atau objek dengan orang atau objek lainnya.[6] Data skala interval merupakan nilai kuantitatif yang banyak dipergunakan, karena ia memiliki jarak yang sama antar dua nilai terdekat. Di samping itu, sebagian besar teknik perhitungan statistik dikembangkan dengan menggunakan data ini.[7]
4.      Data skala ratio, data ini mempunyai jarak dalam bentuk satuan yang sama, sehingga gejala-gejala dimaksud dapat dinyatakan dan dibandingkan secara pasti. Misalnya, seseorang dapat memberi arti bahwa berat barang 4 kg adalah dua kali lipat lebih berat dari barang yang beratnya 2 kg.[8]

B.     Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, Suharsimi Arikunto mengklasifikasikaannya menjadi 3 p dari bahasa inggris, yaitu:
            P= person, sumber data berupa orang.
            P= place, sumber data berupa tempat
            P= paper, sumber data berupa simbol
Keterangan singkat untuk ketiganya adalah:
            Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.
            Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Diam, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain. Bergerak, misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan belajar mengajar dan lain-lain.
            Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain.[9]
            Sumber data terbagi menjadi 2, yaitu:
1.       Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertamanya.
2.       Data sekunder, biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen. Misalnya keadaan suatu daerah, dan lain-lain.[10]
C.     Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Untuk membedakan antara objek penelitian, subjek peneliitian dan sumber data, perhatikan contoh berikut ini:
Seorang peneliti ingin mengetahui metode mengajar yang digunakan oleh guru-guru di SMA. Berdasarkan contoh penelitian tersebut, maka yang dimaksud dengan objek penelitian adalah metode mengajar, yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah guru, dan sebagai sumber data peneliti adalah guru.
Contoh berikutnya, seorang peneliti akan menyelidiki harga satuan produksi kaos singlet. Untuk penelitian ini, objek penelitiannya adalah harga satuan produksi kaos singlet, subjek penelitiannya adalah kaos singlet, sumber data penelitiannya adalah direktur pabrik kaos singlet.
Andaikata peneliti ingin mengetahui kesejahteraan buruh pabrik, maka yang menjadi objek atau variabel adalah kesejahteraan buruh pabrik, sebagai subjek penelitian adalah buruh pabrik, sebagai sumber data adalah buruh pabrik itu sendiri atau direktur pabrik.
Dari ketiga contoh di atas, dapat diketahui bahwa yang dapat diklasifikasikan sebagai subjek penelitian dapat berupa benda atau manusia. Dalam penelitian lain, mungkin subjek penelitian  tersebut berupa sekolah, desa, bahkan mungkin negara. Guru, kaos singlet, buruh pabrik, skolah dan sebagainya dijadikan subjek yang dihitung sebagai satuan. Banyaknya satuan menunjukkan banyaknya subjek penelitian. Inilah yang dimaksud dengan unit analisis. Apabila penelitian mengambil guru sebagai unit analisis, kemudian ada empat sekolah dasar yang masing-masing gurunya ada 6 orang, maka peneliti tersebut sudah memiliki 24 subjek. Tetapi jika unit analisinya sekolah berarti baru memiliki 4 subjek.[11]
D.     Teknik Pengumpulan Data
1.       Wawancara (interview)
Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertayaan secara lisan untuk dijawab scara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee).
Interviewer harus mampu menciptakan hubungan yang baik dengan interviewee agar dapat memperoleh informasi yang tepat. Keadaan ini akan menciptakan suatu suasana di mana responden merasakan adanya kehangatan dan simpatik, merasakan kebebasan untuk berbicara, bahkan terangsang untuk berbicara.[12]
Untuk menciptakan kerjasama dan membina hubungan manusiawi yang baik, dapat dilakukan dengan:
a.       Partisipasi, yaitu penerimaan dan keikutsertaan interviewer dalam kegiatan interviewee, sehingga tanya jawab berlangsung dalam suasana yang nyaman.
b.      Identifikasi, yaitu perkenalan dan pendekatan diri interviewer.
c.       Persuasi, yaitu sikap sopan dan ramah dalam bertanya.[13]
Ada 3 jenis wawancara, yaitu:
a.       Wawancara terstruktur atau tertutup,  dalam bentuk ini pertanyaan yang diajukan diikuti sejumlah alternatif respon sehingga subjek  tinggal memilih respon yang sesuai dengan dirinya.  Dengan kata lain, pertanyaan yang diajukan tertutup, tidak memberikan kesempatan pada subjek untuk menjawab sesuai yang dikehendaki dan dalam bahasanya sendiri.[14] Misalnya,  Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten ini? Apakah sangat bagus, bagus, tidak bagus atau sangat tidak bagus.[15] Kuntungan dari pendekatan ini adalah pertanyaannya telah dibakukan, karena itu jawabannya mudah dikelompokkan dan dianalisis. Kelemahannya pendekatan ini kaku, dapat menurunkan kemampuan interviewer mendalami persoalan yang diselidiki.[16]
b.      Wawancara semi terstruktur, bentuk ini merupakan perpaduan antara bentuk terstruktur dan bentuk tak terstruktur. Pertama-tama pertanyaan yang diajukan interviewer kepada subjek berbentuk terstruktur. Selanjutnya, berdasarkan respon yang diberikan subjek, interviewer mengajukan pertanyaan terbuka untuk menggali informasi yang lebih mendalam. Misalnya interviewer bertanya:
Apakah anda setuju pendidikan agama dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal?
Berdasarkan respon terhadap pertanyaan ini, peneliti mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk menggali alasannya. Misalnya, apa yang menjadi dasar pertimbangan atas persetujuan/ ketidaksetujuan anda?
Meskipun pertanyaan lanjutan ini bersifat terbuka, respon yang diberikan oleh subjek tidak terlepas dari pertanyaan atau mengarah secara spesifik terhadap pertanyaan pertama. Pendekatan ini mempunyai kelebihan, dapat memberikan data yang obyektif sekaligus pemahaman yang mendalam tentang pendapat atau alasan terhadap respon yang diberikan subjek.[17]
c.       Wawancara tak terstruktur atau terbuka,  dalam bentuk ini, pertanyaan yang diberikan tidak tersusun secara spesifik, tetapi dalam bentuk yang umum dan respon yang diharapkan dari subjek juga terbuka, yakni sesuai dengan kehendak dan dalam bahasa subyek sendiri. Biasanya bentuk ini digunakan peneliti untuk menanyakan pendapat yang dimaksudkan untuk mengarahkan subjek agar memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Misalnya, menurut pendapat Anda, apa keuntungan dan kerugian dari adanya penetapan sekolah unggulan di daerah-daerah?
Kelebihan dari bentuk ini adalah kedalaman informasi yang dapat dipeoleh dari subjek serta variasi yang relatif tak terbatasi dan mungkin tak terduga sebelumnya oleh peneliti. Kelemahan dari bentuk ini dapat membuat subjek pada situasi di mana ia sulit untuk menyampaikan informasi. Pendekatan ini memberi peluang  respo atau jawaban subjek yang bervariasi, penskorannya sulit dilakukan, karena memerlukan pengkategorian dan penafsiran secara seksama.[18] 
2.      Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama objek yang diselidiki, disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa itu diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian foto.[19]
Observer harus tahu pasti apa yang ingin dia cari. Dia harus mampu membuat perbedaan antara situasi yang benar-benar bermakna dengan faktor-faktor yang hanya sedikit nilai pentingnya bagi penelitian.[20] Reabilitas dan validitas observasi akan bertambah bila observasi tersebut dilakukan berulang-ulang.[21]
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.       Observasi Berperanserta (Participant observation), dalam observassi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Misalnya, dalam suatu perusahaan peneliti dapat berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan antar karyawan, hubungan karyawan dengan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan pekerjaan, dan lain-lain.
b.      Observasi Nonpartisipan, dalam observasi ini peneliti tidak terlibat, hanya sebagai pengamat independen. Misalnya dalam suatu Tempat Pemungutan Suara (TPS), peneliti dapat mengamati bagaimana perilaku masyarakat dalam hal menggunakan hak pilihnya, dalam interaksi panitia dan pemilih yang lain. Peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku masyarakat dalam pemilihan umum. Pengumpulan data dengan teknik ini tidak mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang tampak.[22]
Dari segi instrumen yang digunakan, observasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.       Observasi terstruktur, observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Observassi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati.
b.      Observasi tidak terstruktur, observasi yang tidak disiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Peneliti tidak tahu secara pasti apa yang akan diamati. Misalnya dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara, peneliti belum tahu pati apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang menurut peneliti menarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan.[23]
3.      Teknik Dokumenter
Teknik dokumenter adalah teknik yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.[24]
Teknik ini mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian kualitatif teknik ini merupakan alat pengumpul data yanng utama, karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan scara logis dan rasional melalui pendapat, teori atau hukum-hukum yang diterima, baik  mendukung maupun yang menolong hipotesis tersebut. Sedang dalam penelitian kuantitatif, teknik ini berfungsi untuk menghimpun secara selektif bahan-bahan yang dipergunakan di dalam kerangka atau landasan teori, penyusunan hipotesis scara tajam.[25]
4.      Angket (Kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.[26]
Angket terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:
a.       Kuesioner terstruktur, disebut juga dengan kuesioner tertutup, berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai sejumlah alternatif jawaban yang disediakan. Responden dalam menjawab terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan.
b.      Kuesioner tak terstruktur, disebut juga dengan kuesioner terbuka, jawaban responden terhadap setiap pertanyaan kuesioner dapat diberikan secara bebas menurut pendapat sendiri.
c.       Kuesioner kombinasi berstruktur dan tak terstruktur, pertanyaan dari kuesioner disatu pihak diberikan alternatif jawaban yang harus dipilih, di lain pihak memberi kebebasan kepada responden untuk menjawab secaara bebas lanjutan dari jawaban pertanyaan sebelumnya.
d.      Kuesioner semi terbuka,  memberi kebebassan kemungkinan menjawab selain dari alternatif jawaban yang sudah tersedia.[27]



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data pada dasarnya dikelompokkan menjadi 2, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Sesuai dengan jenis variabel, data mempunyai jenis sebanyak variabelnya, yaitu data dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi dan data dari variabel kontinum disebut data kontinum, berupa tingkatan, jarak atau ukuran. Berdasarkan skala, data terbagi menjadi data nominal, ordinal, interval, ratio.
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data terbagi menjadi 2, yaitu data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertamanya dan data sekunder, biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen.       
Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian.
Teknik pengumpulan data:
1.      Observasi, diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
2.      Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertayaan secara lisan untuk dijawab scara lisan pula.
3.      Dokumenter, teknik ini mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
4.      Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.


DAFTAR PUSTAKA


Amirul Hadi, Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998)

Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996)

Margono,  Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)
Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan¸ (Surabaya: Usaha Nasional, 1982)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013)

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014)






                                        



[1] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. Ke-15, h. 161
[2] Amirul Hadi, Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke-1, h. 126
[3] Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 161
[4] Amirul Hadi, Op.Cit, h. 127
[5] Loc.Cit, h. 127
[6] Ibid, h. 128
[7] Ibid, 129
[8] Loc.Cit, h 129
[9] Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 172
[10] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014) Cet. Ke-25, h.39
[11] Ssuharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 187
[12] Margono,  Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. Ke-6, h. 165
[13] Ibid, h. 166
[14] Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. Ke-1, h. 191
[15] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. Ke-12, h. 195
[16] Margono, Op.Cit, h. 167
[17] Ibnu Hadjar, Op.Cit, h. 192
[18] Ibid, h. 193
[19] Amirul Hadi, Haryono, Op.Cit, h. 129
[20] Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan¸ (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), h. 206
[21] Ibid, h. 207
[22] Margono, Op.Cit, h. 204
[23] Ibid, h. 205
[24] Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 274
[25] Margono, Op.Cit, h. 181
[26] Sugiyono, Op.Cit, h. 199
[27] Margono, Op.Cit, 168

No comments: