Monday, 10 August 2020

Mus'ab bin Umair, remaja inspiratif yang merasakan hakikat cinta


Mus'ab bin Umair adalah seorang remaja yang rela meningggalkan kemewahan dalam hidupnya demi cintanya kepada Allah dan Rasul. Sosok remaja yang membuat remaja di seluruh dunia merasa baper akan cintanya kepada Allah dan Rasul, mengapa bisa? Karena saya yakin kita semua pasti menyadari bahwa kita tidak akan sanggup menjadi seperti Mus'ab bin Umair, namun tentu saja kita ingin seperti dia yang memiliki aqidah sempurna, iman yang kokoh dan kecintaan yang dalam terhadap Allah dan Rasul.

Pada perang uhud, Mush'ab bin Umair dipilih oleh Rasul untuk membawa bendera yang berisi panji Rasulullah yang bertuliskan Lailaha illallah Muhammadur rasulullah yang dengan bendera tersebut membuat kaum muslimin semakin bersemangat dalam membela agama Allah dan menegakkan syariat Islam.

Disaat kaum muslimin akan memperoleh kemenangan, pasukan pemanah melanggar aturan Rasulullah dengan meninggalkan pos pemanah karena tergoda dengan harta rampasan dalam perang tersebut. Kemenangan yang berada dihadapan mata kaum muslimin berubah menjadi kekalahan bagi kaum muslimin. Pasukan berkuda kaum Quraisy menyerbu kaum muslimin, tombak dan pedang membantai kaum muslimin yang kacau balau. Musuh pun berdatangan ke arah Rasulullah dengan maksud untuk membunuh beliau.

Mush'ab bin Umair menyadari situasi yang sangat genting tersebut, maka di acungkannya bendera yang berisi panji Rasulullah yang dibawanya dan bertakbir sekeras-kerasnya dengan tujuan menarik perhatian musuh kepadanya agar pasukan musuh melupakan Rasulullah. Mush'ab berniat untuk menjadi perisai Raasulullah. Mendengar teriakan Mush'ab dengan kalimat yang dibenci oleh kaum kafir, maka kaum kafirpun berdatangan ke arahnya. Walaupun sendiri Mush'ab bertempur bagaikan pasukan tentara besar dan banyak, sebelah tangannya memegang bendera dan sebelahnya lagi memegang pedang denngan matanya yang tajam. Musuh kian bertambah banyak dan datanglah musuh berkuda yang bernama Ibnu Qumaiah lalu menebas tangan kanannya sampai putus dan Mush'ab sambil mengucapkan Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul yang sebelumnya didahului oleh beberapa Rasul, kemudian  musuhpun menebas tangan kirinya sampai putus pula, benderapun terjatuh namun Mush'ab membungkuk ke arah bendera lalu dengan kedua pangkal lengannya diraihnya bendera tersebut ke dadanya sambil mengucapkan Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul yang sebelumnya didahului oleh beberapa Rasul. Melihat sikap Mush'ab kaum Quraisy semakin geram karena kokohnya iman Mush'ab. Lalu Ibnu Qumaiah menyerangnya untuk ketiga kalinya dengan tombak dan menusuknya sampai tombak itu patah, Mush'ab pun gugur dan bendera di tangannya pun jatuh.

Gugurlah Mush'ab bin Umair sebagai bintang membawa mahkota syahid. Setiap kali tangannya ditebas sampai putus dihiburnya dirinya dengan mengucapkan Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul yang sebelumnya didahului oleh beberapa Rasul. Kalimat tersebut kemudian dikukuhkan menjadi ayat Al-Qur'an.

Setelah perang berakhir ditemukanlah jasad pahlawan yang syahid tersebut, seolah-olah tubuh yang kaku itu masih takut menyaksiakan Rasul berada dalam bahaya atau mungkin wajahnya itu menggambarkan seolah-olah ia merasa malu karena gugur sebelum memastikan keselamatan dan keamanan Rasulullah.

Demikianlah romansa cinta Mush'ab bin Umair yang begitu mengharukan sekaligus membanggakan yang membuat kita iri kepadanya.

1 comment:

Yaudah said...
This comment has been removed by a blog administrator.