Tuesday, 4 August 2020

Hukum tajwid lengkap dan contohnya


RINGKASAN HUKUM TAJWID

Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah, sedangkan hukum membaca Al Qur'an dengan tajwid adalah fardhu ain.

1.     Hukum bacaan nun mati (نْ) atau tanwin ( ـًـٍـٌ )
Apabila nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـٍـٌ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah, maka nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـٍـٌ) dapat dibaca dengan izhar khalqi/ jelas, idgham/ masuk atau lebur, iqlab/ membalik atau mengganti dan ikhfa (Samar-samar).
a.    Izhar khalqi, artinya jelas. Apabila nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـٍـٌ) bertemu huruf  ا ح خ ع غ ه , maka nun mati atau harakat tanwinnya dibaca jelas. Contoh: مِنْ حَيْثُ , قَوْ مًا غَيْرَ كُمْ
b.   Idgham, terbagi 2:
1)   Idgham bi ghunnah, artinya masuk dengan dengung. Apabila nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـٍـٌ) bertemu huruf  ن م و ي , maka nun mati atau harakat tanwinnya dibaca masuk dengan dengung.
Contoh: مَنْ يَقُوْلُ dibaca مَنْ يَّقُوْلُ , فَتْحًا مُبِيْنًا dibaca فَتْحًا مُبِيْنًا
2)   Idgham bi la ghunnah, artinya masuk dengan tidak berdengung. Apabila nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـٍـٌ) bertemu huruf  ر  ل , maka nun mati atau harakat tanwin dibaca masuk dengan tidak berdengung.
Contoh: مِنْ لَدُ نْكَ dibaca مِنْ لَّدُ نْكَ , غَفُوْرٌرَحِيْمٌ dibaca غَفُوْرٌرَّحِيْمٌ
3)   Iqlab, artinya membalik. Apabila nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـٍـٌ) bertemu huruf  ب, maka nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـٍـٌ) berubah bunyi menjadi huruf mim (م).
Contoh: مَنْ بَخِلَ dibaca مَمْ بَخِلَ ,  عَوَانٌ بَيْنَ dibaca عَوَانُمْ بَيْنَ
4)   Ikhfa, artinya samar-samar. Apabila nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـٍـٌ) bertemu huruf ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك, maka nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـٍـٌ) dibaca samar.
Contoh: مِنْ تَحْتِهَا , عَذَا بٌ شَدِ يْدٌ
2.     Hukum Bacaan مّ dan نّ
مّ dan نّ dibaca ghunnah/ dengung dengan panjang 2-3 harakat.
Contoh: اِنَّ , عَمَّ


3.     Hukum bacaan lam jalalah/ lafazh  الله
a.    Tafkhim/ tebal, sebelum lafazh الله terdapat huruf yang berharakat fathah atau dhammah. Contoh: هُوَ اللهُ
b.   Tarqiq/ tipis, sebelum lafazh الله terdapat huruf yang berharakat kasrah.
Contoh: بِسْمِ اللهِ
4.     Hukum bacaan alif lam ta’tif (ال)
a.    Alif lam syamsyiah/ idgham syamsiah (ال), yaitu alif lam yang lamnya tidak dibaca jelas, dan setelah alif lam ada huruf yang berharaka tasydid. Contoh: ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ , الصِّرَاطَ
b.   Alif lam qamariah/ izhar qamariah (الْ), yaitu alif lam yang lamnya dibaca jelas. Contoh: ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
5.     Hukum bacaan qalqalah
Qalqalah artinya memantul, huruf qalqalah ada 5 yaitu ب ج د ط ق .
Qalqalah terbagi menjadi 2, yaitu:
a.    Qalqalah sughra, yaitu huruf qalqalah yang terletak di tengah kata dan ditandai dengan harakat sukun atau mati asli. Contoh: ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ , ﻴَْﻤَﻌُﻮﻥَ
b.   Qalqalah kubra, yaitu huruf qalqalah yang terletak di akhir kata dan dibaca mati karena diwaqafkan/ berhenti. Contoh: اَحَدٌ , الْفَلَقِ
6.     Hukum bacaan mim mati (مْ)
a.    Idgham mimi, apabila mim mati (مْ) bertemu dengan huruf mim (م) maka mim mati dibaca berdengung. Contoh: كَمْ مِن فِئَةٍ
b.   Ikhfa syafawi, apabila mim mati (مْ) bertemu dengan huruf ba (ب) maka mim mati dibaca samar. Contoh: فَاحْكُمْ بَيْنَهُم
c.    Izhar Syafawi, apabila mim mati (مْ) bertemu dengan huruf selain mim (م) dan ba (ب) maka mim mati dibaca jelas. Contoh: لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
7.     Hukum bacaan ro (ر)
a.    Tafkhim/ tebal
-       Ra berharkat fathah اَلرَّسُوْلَ dan dhammah رُحَمَاءِ
-       Ra diwakafkan sebelumnya huruf yang berharkat fathah atau Dhammah يَنْصُرُ- َاْلاَبْتَرُ
-       Ra sukun sebelumnya huruf yang berbaris fathah atau dhammah تُرْجَعُوْنَ- يَرْحَمٌ
-       Ra sukun karena wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati اَلْغَفُوْرُ-اَلْجَبَّارُ
b.   Tarqiq/ tipis
-       Ra berharkat kasrah رِحْلَةَ الشّتَاءِ _ تَجْرِيْ
-       Ra sukun sebelumnya huruf berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah huruf Isti’la’ فِرْعَوْنَ – مِرْيَةٌ
-       Ra sukun sebelumnya huruf yan berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Ist’la’ dalam kata yang terpisah. فَصْبِرْصَبْرًا
-       Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf berharakat kasrah atau ya sukun. جَمِيْعٌ مُنْتَصِرٌ – يَوْمَئِذِ لَخَبِيْرٌ
-       Ra sukun karena wakaf sebelumnya bukan huruf huruf Isti’la’dan sebelumnya didahului oleh huruf yang berbaris kasrah. ذِيْ الذِّكْر
c.    Boleh dibaca tafkhim atau tarqiq
-       Ra sukun sebelumnya berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Isti’la’ berharkat kasrah atau kasratain. مِنْ عِرْضِهِ – بِحِرْص
-       Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf Isti’la’ yang berbaris mati, yang diawali dengan huruf yang berharkat kasrah. الْقِطْرِ – مِصْرِ
8.     Hukum Mad
a)   Mad Thabi’i atau mad asli
Huruf mad ada 3 yaitu ا, و, ي. Hukum mad thabi’i apabila  َا,  ِيْ , ُوْ
Contoh: حَا سِدٍ , قَدِ يْرُ
b)   Mad Far’i atau mad tambahan, terbagi menjadi:
1)   Mad wajib muttashil, huruf mad bertemu hamzah. panjang 5 harakat jika washal dan 6 harakat jika wakaf.
Contoh: جَآءَ, سُوْآء
2)   Mad jaiz munfashil, huruf mad bertemu alif, panjang 2, 4, 5 harakat.
Contoh: وَلآ اَنَا , يأَيُّهَا
3)   Mad arid lissukun, mad thabi’i/ asli yang diwaqafkan, baik di tengah ataupun di akhir ayat. Panjang 2, 4, 6 harakat. Contoh: رَبِ ْالعَا لَمِيْنَ
4)   Mad badal, hamzah bertemu mad asli/ setiap alif yang dibaca panjang. Contoh:  أُوْتِيَ – ءَادَمَ – إِيْمَانٌ – اِيْتُوْنِيْ
5)   Mad iwadh, terjadi pada huruf yang berharakat fathahtain apa bila dibaca waqaf/ berhenti maka harakat fathahtain di baca fathah dengan panjang 2 harakat. Contoh: سَوَاءً dibaca سَوَاءَا
6)   Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi, huruf mad bertemu huruf yang bertasydid, panjang 6 harakat. Contoh: مِنْ دَآبَّة - حَآجُّ – أَتُحَآجُّوْآنِّيْ
7)   Mad lazim mukhaffaf kalimi, huruf mad bertemu huruf yang berharakat sukun, panjang 6 harakat. Contoh: آلْآنَ
8)   Mad lazim mutsaqqal harfi, terdapat pada huruf bertasydid pada permulaan/awal surah, panjang 6 harakat. Contoh:huruf mim pada المّ
9)   Mad lazim mukhaffaf harfi, terdapat pada huruf yang tidak bertasydid pada permulaan/ awal surah. Contoh:huruf lam pada المّ
10)Mad lin/ layyin, terjadi pada huruf wau sukun dan ya sukun yang sebelumnya terdapat harakat fathah yang bila dibaca waqaf huruf wau sukun menjadi berharakat dhammah, dan ya sukun menjadi berharakat kasrah, dibaca panjang, 2, 4, 6 harakat.
Contoh: اْلَبيْتِ dibaca اْلَبيِيْتِ
11)Mad shilah qoshiroh, ha dhomir bertemu dengan huruf selain hamzah/alif, panjang 2 harakat. Contoh: إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
12)Mad shilah thowilah, ha dhomir bertemu alif, panjang 5 harakat. Contoh: مَالَهُ أَخْلَدَهُ
13)Mad tamkin, bertemunya 2 huruf ya pada satu kata, ya pertama berharakat kasrah, ya kedua berharakat sukun. Contoh: حُيِّيْتُمْ
14)      Mad Farq, mad/hamzah istifham bertemu huruf bertasydid pada alif lam syamsiyah, panjang 6 harakat. Contoh: قُلْ آالذَّ كَرَيْنِ

No comments: