Friday 23 December 2016

Hadits tentang waktu penciptaan alam


HADITS TENTANG ALAM CIPTAAN ALLAH
حَدَّثَنِي سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ وَهَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَا حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي إِسْمَعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ خَالِدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَافِعٍ مَوْلَى أُمِّ سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِي فَقَالَ خَلَقَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ وَخَلَقَ فِيهَا الْجِبَالَ يَوْمَ الْأَحَدِ وَخَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَخَلَقَ الْمَكْرُوهَ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ وَخَلَقَ النُّورَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ وَبَثَّ فِيهَا الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيسِ وَخَلَقَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَام بَعْدَ الْعَصْرِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فِي آخِرِ الْخَلْقِ فِي آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ فِيمَا بَيْنَ الْعَصْرِ إِلَى اللَّيْلِقَالَ إِبْرَاهِيمُ حَدَّثَنَا الْبِسْطَامِيُّ وَهُوَ الْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى وَسَهْلُ بْنُ عَمَّارٍ وَإِبْرَاهِيمُ ابْنُ بِنْتِ حَفْصٍ وَغَيْرُهُمْ عَنْ حَجَّاجٍ بِهَذَا الْحَدِيثِ[1]
Terjemah
Suraij bin Yunus dan Harun bin Abdullah telah memberitahukan kepadaku, keduanya berkata, Hajjaj bin Muhammad telah memberitahukan kepada kami, dia berkata, Ibnu Juraij berkata, Isma’il bin Umayyah telah mengabarkan kepadaku, dari Ayyub bin Khalid, dari Abdullah bin Rafi’, pelayan Ummu Salamah, dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menggenggam tanganku dan bersabda, “Allah Azza wa Jalla menciptakan tanah (bumi) pada hari sabtu, menciptakan gunung-gunung di atasnya pada hari ahad, menciptakan pepohonan pada hari senin, menciptakan sesuatu untuk kemashalatan hamba-hamba-Nya pada hari selasa, menciptakan cahaya pada hari rabu, menyebarkan hewan-hewan ternak pada hari kamis, menciptakan Adam Alaihis Salam pada hari Jum’at setelah Ashar, merupakan ciptaan Allah yang terakhir, yang diciptakan di akhir-akhir waktu pada hari jumat antara ashar menjelang malam.”
Ibrahim berkata, Al-Bisthami yakni Al-Husain bin Isa-, Sahl bin Ammar, Ibrahim Ibnu Binti Hafs dan lainnya telah memberitahukan kepada kami, dari Hajjaj dengan hadits seperti ini.[2]
Hadits di atas terdapat dalam kitab-kitab berikut ini:
No
Perawi
Kitab/ Bab/ Juz
Nomor Hadis/ Halaman
 1.
Muslim
Munafiqin
27
2.
Ahmad
2
327[3]

Penjelasan
Sabda Nabi saw. خلق المكرو ه يوم الثلاثاءMenciptakan sesuatu untuk kemashlahatan hamba-hamba-Nya pada hari selasa”. Beginilah teks yang diriwayatkan oleh Tsabit bin Qasim, dia berkata, maknanya segala sesuatu yang menggerakkan roda kehidupan dan mudah diatur, seperti besi dan lainnya termasuk juga mutiara yang berada dalam perut bumi, dan segala sesuatu yang mendatangkan kemashlahatan atas segala sesuatu yang lainnya; maka kesempurnaannya, seperti ungkapan,  اِتْقَانُ الشَّيْءِ وَهُوَ اِحْكَامُهُ“membuatnya menjadi sempurna”.
Sabda Nabi saw. وَخَلَقَ النُّورَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ … Dan menciptakan cahaya pada hari rabu …” beginilah teks hdis yang terdapat pada Shahih Muslim dengan lafadz النُّورَ“cahaya”, adapun riwayat-riwayat dari Tsabit bin Qasim dengan lafadz النُّورَ. Al-Qadhi berkata, demikian juga yang diriwayatkan beberapa perawi yang terdapat pada Shahih Muslim dengan lafadz النُّورَ,  maknanya ikan paus. Dan tidak ada pertentangan di antara  kedua lafadz tersebut; karena keduanya diciptakan pada hari rabu. Ada tiga lafadz mengenai hari rabu, yaitu; الأَرْبِعَاء, اِلأَرْبِعَاء,  Sebagaimana yang dikatakan oleh pengarang kitab Al-Muhkam. Dan bentuk jamaknya;  اَرْبَعَاوَاتada juga yang menyebukan dengan lafadz اَرَابِعُ[4]
            Allah Subhanahuwata’ala adalah Pencipta alam semesta (langit, bumi dan segala isinya).Seluruh alam dan isinya (bahkan alam akhirat juga) tertakluk kepada penguasaan Allah Subhanahuwata’ala dan berada dalam genggaman-Nya. Maka manusia berkewajiban mengagungkan-Nya
Allah Subhanahuwata’ala juga sebagai Pengurus bagi alam ini. Firman Allah Subhanahuwata’ala:
Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi, tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Baqarah, 2:255)
Selain daripada Allah Subhanahuwata’ala, sama sekali tidak mampu mencipta. Firman Allah Subhanahuwata’ala:
Wahai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu daripada mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali daripada lalat itu, amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (Al-Hajj, 22:73)
Manusia di bumi hanya mengguna, merubah dan mengeksploitasikan ciptaan-ciptaan Allah Subhanahuwata’ala, contohnya besi menjadi kereta, gandum menjadi tepung, tanah dan batuan menjadi kaca dan kayu menjadi perabut. Manusia dan jin sekali-kali tidak mampu menciptakan sesuatu yang asalnya tidak wujud kepada wujud. Ringkasnya selain daripada Allah Subhanahuwata’ala tidak mampu mencipta kewujudan. Manusia hanya pengguna terhadap pelbagai kewujudan yang diciptakan oleh Allah Subhanahuwata’ala.[5]

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Hadis di atas menjelaskan bahwa siapa saja yang memprakarsai suatu perbuatan yang baik, menurunkan suatu teori, metode, atau cara yang baik kemudian ditiru dan dilaksanakan oleh orang lain, maka ia akan memperoleh pahala hasil prakarsa dan penemuannya itu serta pahala yang terus mengalir dari pahala-pahala orang yang menirunya dan melaksanakannya dengan tanpa mengurangi pahala-pahala orang yang mengikutinya itu. Contohnya orang yang berusaha mengangkat kehidupan orang miskin dengan cara memberi pinjaman modal usaha kecil-kecilan. Bila usahanya sudah berjalan dan pinjamannya dapat dikembalikan dengan cara diangsur tanpa bunga, apabila perbuatan ini diikuti oleh orang lain maka si pemrakarsa tadi akan mendapat dua pahala.
Semuanya yang dipermukaan bumi ini, merupakan nikmat Allah untuk dimanfaatkan oleh manusia. Maka manusia tidak boleh menyia-nyiakan rahmat ini.  Sebagai tanda rasa syukur kepada Allah yang memberikan rahmat, yang Maha pengasih dan penyayang. Sifat tidak menyia-nyiakan nikmat Allah tersebut, itulah yang dinamakan akhlak terhadap alam semesta.
            Allah Subhanahuwata’ala adalah Pencipta alam semesta (langit, bumi dan segala isinya).Seluruh alam dan isinya (bahkan alam akhirat juga) tertakluk kepada penguasaan Allah Subhanahuwata’ala dan berada dalam genggaman-Nya. Maka manusia berkewajiban mengagungkan-Nya


DAFTAR PUSTAKA

An-Nawawi Imam, Syarah Shahih Muslim / Imam Nawawi, (Jakarta: Darus Sunnah Press,) 2011.

المعجم المفهرس لأافاظ الحديث النبوىّ, الجزء الثانى

MatsanaMoh, Al-Qur’an Hadits, (Semarang: PT. Karya Toha Putra), 2008.


Halim M. Nipan Abdul, Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji , (Yogyakarta: Mitra Pustaka), 2000.

SalimKH. Abdullah, Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga Dan Masyarakat, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta),1999.
للاِمام ابى الحسين مسلم بن الحجاج القشيرىّ النّيسا بورىّ ,صحيح مسلم, الجزء ااثانى,(بيرات لبنان: دار الفكر(,M9291





[1]للاِمام ابى الحسين مسلم بن الحجاج القشيرىّ النّيسا بورىّ ,صحيح مسلم, الجزء ااثانى,(بيرات لبنان: دار الفكر,M9291)  h.621

[3]المعجم المفهرس لأافاظ الحديث النبوىّ, الجزء الثانى,h. 71
[4] Imam Nawawi, Op.cit, h. 229-231

No comments: